“Coklat hangat mu
selalu dan selalu membekas dihati!”
Hujan. Dirumah hanya ada saya, ibu dan bapak. Sangat pas
untuk menikmati secangkir coklat hangat sambil berbagi cerita. Kami biasa
melakukan hal itu, walaupun tidak selalu dengan coklat, dink… Hehe, sering teh
yang menggantikan posisinya ;)
Biasanya pake coklat bubuk kakao bergambar kincir angin
belanda. Itu sudah nikmat menurut saya. Tapi karena bujukan SPG, kemarin
beralih ke delfi hot cocoa yang box nya merah. Jauuuh lebih nikmat ternyata :D
Takarannya pas, tinggal tambah susu atau creamer sedikiiiiit saja. Dan
hmmm…minumam impor dari surga siap memanjakan lidah kamu, Coba saja!
Satu cangkir untuk bapak dan satu cangkir untuk saya berdua
dengan ibuk..:)
*gleeeg…*
“Masha Allaaah…aku
kelingan jaman cilikanku!” – “Masha Allaaah..aku teringat masa kecilku!”
Begitu kalimat pertama yang ibuk ucapkan setelah meneguk
coklatnya. Spontan saya kaget! Tidak tahu senang atau menertawainya. Bapak
sudah langsung ketawa.. :))
Lalu ibuk bercerita yang sudah tidak tahu ke berapa puluh
kalinya. Sama. K
Tidak lebih, tidak kurang. Ceritanya tentang coklat hangat tak pernah berubah.
Selalu tentang eyang Yoko, penjual wedang
coklat di daerah Purbayan yang sangat terkenal di tahun 1960an. :)
Mm… Jadi, dulu ibuk mau diadopsi beliau. Tapi ibuk menolak,
saking sayangnya dengan mbah kung dan
mbah ti saya, pun pak-lik, bu-lik saya (baca: kakek,
nenek, paman, bibi).
Kau tahu? Bukankah, dia sangat menghargai apa yang sudah
Tuhan berikan? dia berjuang demi hidup yang tidak gampang (pada saat itu). Pun
tidak pernah mengeluh, bahkan hanya untuk mengucap “..ahh..andai saja waktu
itu-“ Dia lebih memilih hidup yang yaahh..kau tahu. :’) Syukurnya kepada Tuhan
tak pernah berkurang, semangat yang tak pernah padam, dia sosok wanita tangguh
saya rasa.
*dear: Eyang Yoko dan keluarga. Ibuk saya selalu ingat rasa
coklat hangat kalian. Sama seperti kebaikan hati yang kalian miliki. Membekas
dihati ibuk saya sepertinya. Terimakasih, Semoga Tuhan selalu bersama kalian
sekeluarga..amin.” :)
*hujannya semakin dingin, kami menikmati coklat hangat
bersama*
Kamu mau?..
No comments:
Post a Comment